Sergai, Sumut. OPSINEWS.COM - Cuaca ekstrem yang melanda perairan Selat Malaka selama tiga hari terakhir menimbulkan dampak serius bagi masyarakat pesisir Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara. Sedikitnya 29 rumah warga di Dusun I dilaporkan rusak akibat terjangan ombak tinggi dan timbunan pasir laut.

Kondisi tersebut memaksa warga mengungsi ke tempat yang lebih aman, sebagian menempati Masjid dan Rumah Pintar Desa Bagan Kuala yang berada di lokasi lebih tinggi guna menghindari risiko gelombang susulan.

Selain merusak permukiman, tiga sampan gurita milik nelayan setempat turut karam akibat hantaman ombak di sekitar pintu muara. Beruntung, seluruh nelayan berhasil diselamatkan berkat gerak cepat pemerintah desa dan warga setempat.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Semua nelayan selamat, hanya armadanya masih di laut. Setelah ombak reda, kami akan lakukan evakuasi perahu yang karam,” ujar Kepala Desa Bagan Kuala, Safril, kepada awak media di lokasi, Kamis (23/10/2025).

Abrasi Makin Parah, Rumah Warga Kini Hanya Berjarak 10 Meter dari Bibir Pantai

Safril mengungkapkan, fenomena gelombang tinggi dan abrasi pantai kini tak lagi bersifat musiman seperti lima atau sepuluh tahun silam. Ia menyebut, setiap tahun abrasi memakan garis pantai hingga 20–30 meter, bahkan kini rumah warga hanya berjarak sekitar 10 meter dari bibir pantai, padahal lima tahun lalu masih mencapai 150 meter.

“Cuaca ekstrem sekarang tidak bisa diprediksi. Bisa terjadi satu hingga dua kali dalam setahun. Ini sangat mengkhawatirkan keselamatan masyarakat pesisir,” ujarnya.

Desa Ajukan Permohonan Pembangunan Pemecah Ombak

Pemerintah Desa Bagan Kuala, kata Safril, telah mengajukan proposal resmi kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI melalui Dinas Perikanan Kabupaten Sergai agar dibangun pemecah ombak (breakwater) untuk melindungi kawasan permukiman warga dari terjangan langsung gelombang laut.

“Kami sudah bermusyawarah dengan pemerintah kabupaten dan masyarakat pesisir, bahkan relokasi rumah bagi warga di bibir pantai juga sudah disetujui. Namun harapan utama kami tetap pada pembangunan pemecah ombak agar warga merasa aman,” jelas Safril.

Ia menegaskan, tanpa adanya perlindungan fisik seperti pemecah ombak, masyarakat akan terus hidup dalam ketakutan setiap kali cuaca ekstrem melanda.

Imbauan dan Langkah Antisipasi Pemerintah Desa

Dalam situasi cuaca yang belum stabil, Pemerintah Desa Bagan Kuala terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan, BPBD, dan aparat terkait untuk memantau kondisi cuaca dan keamanan warga.

“Kami mengimbau masyarakat agar sementara waktu tidak melaut dan tidak tinggal di rumah, terutama di malam hari, sampai kondisi cuaca benar-benar membaik,” imbau Safril.

Sementara itu, pihak pemerintah desa telah menyalurkan bantuan darurat dan kebutuhan logistik bagi warga terdampak. Namun hingga berita ini diturunkan, Dinas Sosial Kabupaten Serdang Bedagai dilaporkan belum turun langsung meninjau lokasi.  (Mendrova)