Presiden RI Serta Panglima TNI Diharapkan Turun Tangan Atas Tewasnya Prada Josua Bunuh diri Atau Dibunuh
Pekanbaru – Riau. OPSINEWS.COM-Presiden RI Ir Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto diharapkan turun tangan untuk mengungkap Misteri Kematian Prada Josua Lumban Tobing masih menjadi tanya. Pasalnya, prajurit TNI itu ditemukan tewas tergantung di tempat dinasnya Batalyon Infanteri 132 Salo–Bangkinang Batalyon Infanteri (Yonif) 132/BS Kampar Provinsi Riau pada Minggu (30/6/2024) malam.
Menurut Pihak Yonif 132/BS Kampar, Prada Josua ditemukan gantung diri karena putus cinta dengan Pacarnya Juli Sihombing.
Dilaporkan ke Presiden RI, DPR RI, KSAD dan Komnas HAM, Dr Freddy Simanjuntak Beberkan Bukti Kejanggalan Kematian Prada Joshua Minta Bentuk TPF
Namun, hal tersebut dibantah langsung Juli Sihombing ( Pacar Almarhum) dalam Konferensi Pers Bersama Kuasa Hukum Dr Freddy Simanjuntak, SH, MH dan Kedua orangtua Almarhum Prada Josua, Kamis (12/9/2024).
Juli Sihombibg Pacar Almarhum Prada Josua menegaskan, Kematian Prada Josua Bunih Diri karena putus cinta itu tidak benar hubungannya dengan Almarhum Prada Josua baik baik saja. Bahkan, kata Juli, pada malam naas tersebut dirinya masih berkomunikasi dengan Almarhum, namun hingga kematian Almarhum Prada Josua masih komunikasi, namun HPnya diduga dipegang orang lain.
“Malam kematiannya itu, saya masih komunikasi namun itu bukan dia lagi, tapi orang lain saya tahu dari chatnya, seperti dia manggil saya kakak padahal biasa manggil sayang dan video call ngak ada kelihatan wajahnya, ” beber Juli Sihombibg Pacar Almarhum Prada Josua.
Sementara itu, Ayah Almarhum Prada Josua, Wilson Lumban Tobing berharap kepada Panglima TNI dan Kepada Staff Angkatan Darat agar dapat mengungkap kebenaran penyebab kematian putranya Almarhum Prada Josua.
“Saya meminta keadilan, kepada Panglima TNI dan Kasad diharapkan membongkar perkara ini, kami dari pihak keluarga berharap TNI membentuk Tim Pencari Fakta atas kematian anak saya Prada Josua, kami meyakini anak saya ini tidak mati bunuh diri, dan juga meminta agar dilakukan otopsi “terang Wilson berlinang air mata.
Wilson Lumban Tobing juga meminta perhatian Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk menegakkan keadilan terhadap misteri kematian anaknya Prada Josua.
“Saya meminta dan memohon kepada Presiden untuk memberi keadilan dengan memberikan perhatian terhadap permasalah almarhum anak saya ini, Presiden sebagai pimpinan tertinggi di negara ini kami minta agar memerintahkan pihak terkait membongkar siapa saja yang menjadi penyebab meninggalnya anak kami Prada Josua serta menghukum mereka yang terlibat seberat-beratnya, semoga Tuhan Memberkati,”terang Wilson penuh harapan.
Adapun Kronologis kejadian dijelaskan Dr Freddy Simanjuntak,SH,MH.Pengacara Senior Terkenal di Riau ini menjelaskan, awal mulanya pada tanggal Kamis 27 Juni 2024, Prada Josua meminta izin kepada atasannya Batalyon Infanteri 132 Salo dengan alasan bahwa opungnya telah meninggal dunia di Duri.
“Ternyata setelah ditelusuri bahwa bukan opung Prada Josua yang meninggal, melainkan opung dari kekasihnya Juli Sihombing, ini membuktikan kecintaan dia kepada kekasihnya, diketahui Prada Josua telah berbohong, dia melakukan itu agar diberi izin,” terang Dr. Dr Freddy Simanjuntak SH, MH.
Kemudian, lanjut Dr Freddy, sesampainya di Pekanbaru Prada Josua dan kekasihnya Juli Br Sihombing langsung berangkat ke kota Duri pada tanggal 27 Juni itu juga dengan menggunakan sepeda motor Beat milik kekasihnya itu.
“Pada tanggal 27 Juni mereka berangkat ke Duri sampai dengan tanggal 28 Juni, Sabtu 29 Juni mereka berduapun pulang ke Pekanbaru, mereka pun tidak masalah apa-apa, “ujar Dr Freddy.
“Malam itu, mereka sempat makan malam, kemudian pada pukul 20.00 Wib dia minta diantarkan pulang ke barak dengan kekasihnya,” Imbuh Dr Freddy.
Selanjutnya, terang Freddy, Almarhum Prada Josua setelah sampai di Barak Batalyon Infanteri 132 Salo. meminta kembali di jemput kepada kekasihnya dengan alasan dapat Izin Bermalam (IB). Mereka kembali ke Pekanbaru dengan dijemput oleh kekasihnya Juli Sihombing.
“Kemudian pada pukul 20.00 wib masuk chat Whatsapp Oknum TNI dengan berbunyi cepat kau pulang, hari ini segera kau pulang, kalau kau sampai di Barak saya sudah tertidur banguni saya, gara-gara kau saya jadi dinas, menggantikan posisimu bertugas, lalu disarankan Kekasihnya untuk abang segera berangkat,”papar Dr Freddy.
Tidak hanya itu, kata Dr Freddy, Prada Josua sempat menunjukkan dan membacakan pesan singkat tersebut kepada kekasihnya Juli Sihombing.
“Prada Josua waktu itu mengatakan, kalau ini sudah susah saya ini, biasanya kalau seperti ini saya akan disiksa, saya akan diberi imbalan karena saya berbohong, dan Prada Josua mengatakan tetap harus kembali ke Barak, dan dia pulang kebarak menggunakan sepada motor milik Juli Br Sihombing, setelah sampai Prada Josua sempat chatingan dengan kekasihnya,”terang Dr Freddy.
Kemudian, lanjut Dr Freddy, pada hari Minggu 30 Juni 2024 pagi sempat ada kontak antara Prada Josua dan kedua orang tuanya.
“Alamarhum sempat bertanya apakah mamak dan bapak sudah siap mau pergi ke gereja sudah mandi ? Josua sudah siap-siap juga mau ke Gereja ini,”
Fakta Kejanggalan Kematian Prada Josua Menurut Penasehat Hukum Keluarga;
Ada beberapa kejanggalan dari beberapa bukti yang telah di sampaikan Kuasa Hukum keluarga Prada Josua Dr Freddy Simanjuntak SH, MH dalam Konferensi Pers, Kamis (12/09/2024) . Pertama, terang Dr Freddy HP Almarhum Prada Josua diduga digunakan orang lain dan sampai saat ini tidak juga dikembalikan ke pihak keluarga.
“Pihak keluarga tidak percaya bahwa Prada Josua meninggal akibat bunuh diri, karena pada Minggu 30 Juni sekira pukul 22.00 Wib ada foto dan video yang dikirim dari WhatsApp Prada Josua ke kekasihnya Juli Sihombing . Pesan singkat itu menunjukkan Josua akan menghabisi nyawanya sendiri karena putus cinta, ini sangat tidak masuk akal,” beber Dr Freddy Simanjuntak SH, MH.
Kemudian, Dr Freddy Simanjuntak SH, MH, kejanggalan lainnya terletak pada foto dan video itu yang menunjukkan Josua dalam kondisi leher terjerat tali. Ia juga mempertanyakan bagaimana bisa seseorang yang terjerat tali di lehernya bisa mengambil video sendiri.
“Kejadian ini sangat aneh bagaimana ia bisa mengambil Video sementara leher Prada Josua dalam kondisi terpilin tali, didalam rekaman video berdurasi 36 detik itu juga sempat ada suara seperti orang membuka atau menutup pintu artinya berarti ada orang lain dilokasi kejadian,” beber Dr Freddy lagi.
Selanjutnya, beber Dr Freddy, pada umumnya orang gantung diri ditemukan dengan keadaan mata membelalak dan lidah terjulur. Tapi dalam video dan foto itu, Josua tampak memejamkan mata dengan lidah terlipat ke dalam.
Kejanggalan Kematian Almarhum Prada Josua tidak ada kamera pengawas atau CCTV di TKP. Padahal Josua ditemukan tewas di Gudang-1 Logistik Yonif 132/BS. Selain itu, kondisi lampu di tempat itu juga mati pada saat kejadian. Namun, dalam video Josua ada sorot cahaya dari handphone.
“Karena, tempat penyimpanan senjata atau alutsista justru harus pakai penerang, Karena itu barang-barang yang berharga, alat-alat perang, yang menjadi tanda tanya kita juga apakah gudang tempat penyimpanan itu tidak menggunakan CCTV, ini sangat aneh dan janggal,” tandas Dr Freddy.
Kejanggalan lainnya mayat Almarhum Josua yang diduga ada bekas penyiksaan, Dr Freddy Simanjuntak SH, MH memaparkan diketahui, Prada Josua meninggal pada 30 Juni 2024 pukul 22.30 dan jenazah Prada Josua sampai dirumah Sakit Tentara pada 01 Juli 2024 pukul 11.30 Siang. Ada selang waktu 12 jam jenazah tidak tahu ditempatkan posisinya dimana ?
“Kemudian jenazah Prada Josua, pengakuan Dokter Rumah Sakit Tentara disuntikkan formalin sebanyak 2,5 Liter dihari yang sama sekira pukul 20.00 Wib, pihak dokter Rumah Sakit Tentara pun memeriksa hanya dibagian luar jenazahnya saja,”katanya.
Selanjutnya, Dr Freddy Simanjuntak SH, MH juga mengungkapkan keanehan jenazah Prada Josua ketika sampai rumah duka pada 02 Juli 2024 sekira pukul 08.00 Wib pagi di Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu.
“Kondisi jenazah Prada Josua banyak menandakan keanehan, ada memar-memar dibagian muka dan perut, kemudian dibagian lengan tangan seperti terlihat remuk dengan diberi penopang kemudian di pilin menggunakan perban,”terang Dr Freddy.
Dikatakan Freddy lagi, bahwa pengakuan Dokter Rumah Sakit Tentara pada tanggal 01 Juli 2024 telah menyuntikkan formalin sebanyak 2,5 liter kepada tubuh almarhum Prada Josua.
“Keanehan lain juga muncul pada tubuh Prada Josua, pengakuan Dokter Rumah Sakit Tentara telah menyuntikkan formalin sebanyak 2,5 liter, tetapi sesampainya jenazah pada di rumah duka terlihat mata dan tubuh Prada Josua membengkak serta seperti membusuk, pertanyaannya kalau benar disuntikkan formalin kenapa kondisi jenazahnya sepert itu ? ini sangat aneh, kami menduga ada unsur penghilangan barang bukti” terangnya.
TKP Dibongkar, Ada Upaya Menhilangkan Barang Bukti
Dr Freddy Simanjuntak SH, MH juga, tempat kejadian perkara lokasi Prada Josua menggantungkan diri sudah di bongkar Batalyon Infanteri 132 Salo.
“Tempat Prada Josua menggantungkan diri itu sudah di bongkar, pertanyaanya mengapa mesti di bongkar, tali itu juga tidak ada lagi, ini juga ada indikasi dugaan untuk menghilangkan barang bukti, karena nanti jika ada reka ulang atau rekonstruksi perkara dilapangan sudah tidak ada lagi tempat ini, ditambah lagi Handphone Prada Josua ditahan oleh pihak terkait, “sampainya.
Diminta Tanda Tangani Sebuah Surat Oleh Danrem
Dr Freddy Simanjuntak SH, MH juga menyampaikan bahwa Ayah Almarhum Prada Josua juga dimintai menandatangani sebuah surat oleh Komandan Resor Militer atau Danrem pada Senin malam, 1 Juli 2024 di Rumah Sakit TNI Pekanbaru.
“Kemudian malam hari itu, Danrem bersama dengan tim dokter menyodorkan satu lembar surat kepada orang tua Josua untuk ditandatangani,” ujar Freddy
Disampaikan Freddy, Surat pernyataan oleh Wilson Lumban Tobing yang memuat tiga poin, yaitu tidak akan melakukan autopsi terhadap Josua, tidak akan menuntut secara hukum atas meningganya Josua, dan permasalahan diselesaikan secara kekeluargaan
“Merasa keberatan atas surat itu ditambahkanlah tulisan tangan oleh Wilson Lumban Tobing ‘jika ada bukti baru maka akan dilakukan proses hukum, kemudian barulah ditanda tanganinya,”jelasnya.***(Tim).
Komentar Anda :