Home Nasional Daerah Politik Ekonomi Hukrim Olahraga LifeStyle Peristiwa Pendidikan Internasional Indeks
 
Desak TPF Kematian Prada Josua Dibentuk, Dr Freddy Lapor Ke Presiden, DPR RI, Komnas HAM, KASAD dan Puspom TNI
Minggu, 01-09-2024 - 15:11:32 WIB
Kuasa Hukum Keluarga Alm Prada Josua Loman Tobing, Dr. Freddy Simanjutak, SH.MH.
TERKAIT:
   
 

Pekanbaru - OPSINEWS.COM-Misteri Kematian Prajurit Dua (Prada) Joshua Lumban Tobing (22 tahun) masih menjadi tanda tanya bagi pihak keluarga yang tidak terima Kematian Anaknya banyak kejanggalan dengan leher terjerat di Batalyon Infanteri 132 Salo–Bangkinang (Yonif 132/BS) 132 Salo, 30 Juni 2024.

Pasalnya, pihak keluarga menduga Prada Josua meninggal karena penyiksaan terlihat adanya bukti di beberapa tubuh Almarhum Prada Josua.

Al hasil untuk mencari keadilan supaya kematian Prada Josua terungkap, pihak keluarga didampingi Pengacaranya Dr Freddy Simanjuntak, SH, MH sudah melaporkan langsung ke Presiden RI Ir Joko Widodo, Ketua DPR Ri, Ketua Komisi I DPR RI, Komisi III DPR RI, Komnas HAM, Kantor Staf Kepresidenan, KASAD, Puspom TNI.

"Karena itu, saya mewakili pihak keluarga meminta agar dibentuk Tim Pencari Fakta atau TPF untuk mengungkap ini secara terang benderang sehingga keadilan diterima pihak keluarga Prada Josua. Karena, banyak kejanggalan dalam Kematian Prada Josua yang disebut gantung diri, " terang Dr Freddy kepada Wartakontras.com, Sabtu (31/08/2024) di Kantor Hukum Dr Freddy Simanjuntak,SH,MH.

Dr Freddy Simanjuntak, menjelaskan Josua merupakan prajurit yang belum setahun bertugas di Batalyon Infanteri 132 Salo–Bangkinang (Yonif 132/BS) yang terletak di Desa Salo Timur, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Riau.

"Namun, anak sulung anak Buruh Harian Lepas di Pranap ini tewas dengan tidak wajar. Sehingga, keluarga berharap kepada Presiden RI, DPR, KASAD, Komnas HAM dan Puspom TNI membentuk TPF untuk mengungkap ini, " tegas Dr Freddy.

Dilanjutkannya, kejanggalan lainnya adanya beberapa memar diperban di bagian ulu hati dan dada korban serta tangan almarhum Prada Josua diberi penyangga diperban. Alasa pihak Rumah Sakit Tentara itu karena bekas suntikan formalin sebanyak 2,5 liter.

" Padahal, ketika keluarga korban melihat jasad korban tidak ada bau formalin dan mayat almarhum Josua makin membengkak dan membusuk ketika hendak dikubur makanya peti matinya dililit dengan plastik. Informasi dari ahli kesehatan kami dapatkan untuk satu itu dibutuhkan hanya 0,5 liter formalin , kalau benar di suntikan 2,5 liter formalin itu dapat untuk lima mayat dan bau formalinnya pasti akan sangat menyengat , " beber Dr Freddy.

Kemudian, terang Dr Freddy, kejanggalan lainnya adanya surat pernyataan diatas materai yang ditanda tangani Ayah Almarhum Prada Josua. Yang isinya membenarkan kematiannya gantung diri dan sudah diselesaikan secara kekeluargaan tidak akan menuntut secara hukum.

"Padahal, surat pernyataan itu dibuat biasanya ketika ada , sebenarnya pihak keluarga tidak pernah melihat mayat Prada Josua tergantung seperti diceritakan mereka hanya melihat mayatnya di Rumah Sakit Tentara Pekanbaru, " beber Dr Freddy.

Tidak hanya itu, beber Dr Freddy lagi, Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) tewasnya Prada Josua juga sudah direhab Pihak Yonif 132/BS.

"Ketika hendak direhab pihak keluarga diberi tahu dan Ayah Almarhum Prada Josua minta agar di videokan dulu TKP sebelum direhab dan sampai saat ini permintaan Ayah korban tidak ada dipenuhi, "

Secara rinci, Dr Freddy lantas menerangkan kronologi kejadian tewasnya Prada Josua yang informasinya didapatkan dari Juli Sihombing yang merupakan Pacar Almarhum Prada Josua.

Berawal Almarhum Prada Josua meminta izin kepada komandan regunya untuk cuti selama tiga hari karena opung atau kakeknya meninggal. Permohonan ini pun disetujui.

"Ternyata sebenarnya dia ini berbohong. Sebab, Kalau dia katakan yang meninggal itu sebenarnya adalah opung pacarnya, pasti tidak akan diberikan izin, makanya dia berbohong." terang Dr Freddy.

Kemudian,Josua pergi ke tempat opung pacarnya yang berada di Kecamatan Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Josua ke Pekanbaru menemui Juli Sihombing yang memang tinggal di sebuah kos di Pekanbaru. Setelah keduanya bertemu, mereka langsung pergi ke Duri menaiki motor milik Juli.

Josua dan Juli menghabiskan waktu dua hari di Duri. Keduanya kemudian kembali dan sampai di Pekanbaru pada Jumat, 28 Juni 2024.

Pada saat itu, Freddy menyebut hubungan keduanya tidak ada masalah yang informasinya didapatkan dari Pacarnya Juli.

"Mereka masih makan bersama-sama di Pekanbaru, sama pacarnya makan-makan bersama, jalan-jalan," terangnya.

Kemudian pada Sabtu, 29 Juni 2024 sekitar pukul 22.00, ada pesan masuk ke WhatsApp atau WA milik Josua. Pesan itu datang dari rekannya yang berisi kekecewaan. Sebab, Josua berbohong bahwa opungnya meninggal.

"Chatting WA itu kira-kira begini 'gara-gara kau berbohong, aku jadi menggantikan kau! Kau bohong, kau bilang opung kau yang meninggal, ternyata opung pacarmu. Cepat kau pulang kemari! Kalau kau pulang kemari, nanti begitu sampai, kalau aku sudah tertidur, kau bangunkan aku!'," ujar Freddy menirukan pesan yang kini sudah dihapus itu.

Ia menuturkan Josua lalu menunjukkan pesan tersebut kepada pacarnya. Menurut Freddy, Josua sudah mendapatkan feeling atau perasaan bahwa ia akan disiksa.

"'Ini ada WA, ini kayaknya aku mau disiksa. Biasanya kalau kayak gini aku pasti disiksa. Biasanya kalau ada pelanggaran, ada kesalahan, disiksa disana'," ujae Freddy menirukan Josua.

Akhirnya, Juli pun menyuruh Josua segera kembali. Josua kemudian kembali menggunakan motor pacarnya. Josua kembali sekitar pukul 23.00 dan sampai di barak pada Minggu subuh, 30 Juni 2024.

"Hari Minggunya, dia masih video call sama ibunya sempat menanyakan sudah ke Gereja begitu juga sama Juli pacarnya masih Video Call sama sekali ada masalah," terang Dr Freddy.

Kemudian, Minggu malam sekitar pukul 22.00, Juli menerima foto dan video yang dikirim dari WhatsApp Josua. Josua dalam pesannya itu menyebut ingin menghabisi nyawanya sendiri.

"Ini jelas bukan dia sebenarnya yang nge-WA, tapi menggunakan handphone Josua, seolah-olah Josua putus cinta dan Juli dikirim foto Josua Leher terjerat bersimpuh di foto dari belakang dan video Prada Josua digantung itu ada suara membuka pintu artinya orang lain disana," beber Freddy.

"Yang jelas ini bukan bunuh diri karena putus cinta, karena hubungan mereka tidak ada masalah, kuat dugaan Almarhum Prada Josua ini dibunuh, sehingga kami meminta agar dibentuk Tim Pencari Fakta atau TPF yang independen untuk mengungkap Misteri penyebab Kematian Prada Josua ini" tegas Dr Freddy. ***(Tim).




 
Berita Lainnya :
  • Perkara Kasus dugaan tindak pidana penganiayaan Resmi di Laporan ke Polresta Pekanbaru
  • Kasih Sayang Tak Terhalang, Satreskrim Polres Sergai Salurkan Tali Asih ke Yayasan Sosial Nurul Jannah
  • Wabup Hendrizal: Pemkab Inhu Tegas Atur ODOL Batu Bara, Dua Pos Pengawasan Segera Berdiri
  • Polres Serdang Bedagai Ungkap Jaringan Kejahatan, Empat Tersangka Diamankan dengan Senjata Api, Sajam, dan Narkotika
  • Ketua DPRD Pelalawan Minta Bank Riau Pangkalan Kerinci Aktif Dengan CSR, Kacab, Sedang Proses
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
    + Indeks Berita +
    01 Perkara Kasus dugaan tindak pidana penganiayaan Resmi di Laporan ke Polresta Pekanbaru
    02 Kasih Sayang Tak Terhalang, Satreskrim Polres Sergai Salurkan Tali Asih ke Yayasan Sosial Nurul Jannah
    03 Wabup Hendrizal: Pemkab Inhu Tegas Atur ODOL Batu Bara, Dua Pos Pengawasan Segera Berdiri
    04 Polres Serdang Bedagai Ungkap Jaringan Kejahatan, Empat Tersangka Diamankan dengan Senjata Api, Sajam, dan Narkotika
    05 Ketua DPRD Pelalawan Minta Bank Riau Pangkalan Kerinci Aktif Dengan CSR, Kacab, Sedang Proses
    06 Danrem 031/WB Pimpin Sertijab Kasiops Kasrem 031/WB
    07 Resmi Dilaporkan ke Polisi, Pemalsuan Data Kependudukan Melibatkan Oknum Pegawai Disdukcapil Payakumbuh
    08 Kapolres Pelalawan Dalam Sorotan Masyarakat: Kasus Kriminalisasi Hingga Berujung Disiksanya Seorang Tahanan
    09 Eks Sekda Balangan Lawan Status Tersangka, Gandeng Eks Pengacara Brigadir Joshua Ajukan Praperadilan
    10 Kasat Narkoba Polres Tebing Tinggi Beri Tali Asih ke Panti Asuhan Selfan, Wujud Kepedulian Sosial
    11 Tokoh Ulama Sergai Soroti Dugaan Kelalaian RSUD Sultan Sulaiman, Desak Pemerintah Bertanggung Jawab
    12 Pasca Dugaan Kelalaian RSUD Sultan Sulaiman yang Viral, DPRD Sergai Gelar RDP, OPD dan BPJS Dinilai Saling Lempar Tanggung Jawab
    13 Operasi Kancil Toba 2025: Polres Sergai Tangkap Pelaku Curas, Sita Motor Hasil Kejahatan
    14 Dugaan Korupsi Smart Board, Kejatisu Periksa Kadisdik Tebing Tinggi, PPK, dan Rekanan
    15 Bayi Meninggal Diduga Akibat Kelalaian, RSUD Sultan Sulaiman Resmi Dilaporkan ke Polda Sumut
    16 Polres Sergai Gencarkan Patroli dan Edukasi Keselamatan Berlalu Lintas
    17 Gudang Jangkos Terbakar di Sergai, Polisi Gerak Cepat Amankan Lokasi dan Lakukan Investigasi
    18 Jaringan Judi Togel Bebas di Pelalawan di duga ada Storan Ke APH, Bos Togel Dikuasai Bermarga Sihombing, APH Pelalawan Dinilai Bungkam
    19 Kapolda Riau diminta Agar Segera Berantas Praktek ILLOG Di Wilayah Polres Kampar
    20 Semoga Sampai ke Telinga Jaksa Agung Yang Anti Terhadap Oknum Jaksa Nakal, Kasus Debt Collector "Mandek" di Kejari Bangkinang
    21 Ketua DPDD GRANAT Riau, Tegaskan Bagi Aph Yang terlibat Narkoba Hukum Mati Biar Ada Efek Jerah Bagi Yang Lain
    22 Sambut HUT TNI ke-80, Kodim 0204/DS Gelar Bhakti Teritorial Prima dan Bagikan Sembako di Tiga Kecamatan
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © OPSINEWS.COM | Transformasi untuk Publik